Di alam semesta ini, energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya. Ketika sepeda motor sedang dipakai untuk berkendara, roda bergerak memutar dengan cepat. Karena bergerak, roda memiliki energi kinetik.
Dalam pergerakannya, roda senantiasa bergesekan dengan udara dan permukaan jalan. Gesekan ini menyebabkan energi kinetik roda berubah menjadi energi panas. Hal ini mirip dengan memanasnya suhu kedua telapak tangan kita saat digesek-gesekkan satu sama lain.
Jadi, ketika sepeda motor sedang digunakan, suhu rodanya meningkat. Peningkatan suhu roda akan semakin besar ketika sepeda motor dipakai di siang hari. Energi dari permukaan aspal yang panas, karena terpapar sinar matahari, akan diserap oleh roda sepeda motor, sehingga suhunya bertambah panas.
Suatu zat yang suhunya meningkat akan cenderung memuai (volumenya membesar). Demikian pula dengan roda. Ketika suhu roda meningkat, udara yang ada di dalam ban akan memuai. Hal ini membuat ban menjadi lebih mengembung.
Hal sebaliknya terjadi ketika sepeda motor tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Roda tidak bergerak, sehingga roda tidak memiliki energi kinetik yang dapat diubah ke energi panas. Akibatnya, roda menjadi dingin (suhunya menurun).
Suatu zat yang suhunya menurun akan cenderung menyusut (volumenya mengecil). Demikian pula dengan roda. Ketika suhu roda menurun, udara yang ada di dalam ban akan menyusut. Hal ini membuat ban mengempes.
Itulah sebabnya, ban sepeda motor menjadi kempes ketika lama tidak dikendarai.
Sumber : detektif-fisika-doni.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar