Keduanya sementara ini dijual di kisaran 6,5 jutaan, sudah terlalu mahal untuk ukuran kamera pemula yang secara psikologis semestinya ada di angka 4 jutaan. Lalu pantaskah kedua produk anyar ini saya ulas? Nyatanya, kedua kamera ini merupakan kamera terpoluler yang banyak mengundang rasa ingin tahu (dan ingin memiliki) kebanyakan fotografer pemula, mahasiswa hingga para peminat gadget.
Canon dan Nikon menerapkan strategi berbeda pada produk mereka. Canon yang rajin membuat produk baru, begitu tertib dalam membuat DSLR pemula sejak EOS 300D, lalu berturut-turut muncul penerusnya yaitu 350D, 400D, 450D, 500D hingga kini 550D. Dalam waktu dekat saya yakin akan hadir 600D, 650D dst. Sementara Nikon cukup lama dalam membuat siklus produk DSLR pemula, sejak D40, D60, D3000 hingga kini D3100. Canon memilih untuk terus menaikkan resolusi sensor tiap membuat produk baru, hingga puncaknya EOS 550D yang memakai sensor APS-C dengan resolusi 18 megapiksel. Selain sensor, tidak banyak perubahan berarti antara kamera baru Canon dengan produk sebelumnya. Sedangkan Nikon yang juga awalnya sukses dengan D40 tidak banyak merubah spesifikasi para penerusnya kecuali hanya menambah resolusi menjadi 10 MP pada D60 dan memberi 11 titik AF pada D3000. Perubahan mengejutkan justru dilakukan Nikon saat membuat D3100 dimana inilah kali pertama Nikon memberi fitur full HD movie yang bisa auto fokus di kamera DSLR pemula. Sensor pun dirubah memakai CMOS beresolusi 14 MP yang bahkan lebih tinggi daripada D90/D300 yang ‘hanya’ 12 MP.
Saat ini banyak pihak yang ingin tahu lebih banyak soal pilihan mana yang lebih baik antara Canon 550D dan Nikon D3100. Sebenarnya dengan dana 6,5 jutaan pilihan kamera pemula tidak terbatas pada kedua tipe ini semata, misalnya ada juga Pentax K-r dan Sony A33 yang sama bagusnya. Tapi memang koleksi lensa Canon dan Nikon kita tahu begitu lengkap sehingga sementara ini sistem kamera Canon dan Nikon masih belum tergoyahkan. Saya coba ulas plus minus keduanya untuk anda :
Canon EOS 550D
EOS 550D cocok untuk anda yang mencari kamera terjangkau dengan sensor beresolusi tertinggi yang pernah ada untuk keping APS-C. EOS 550D juga memanjakan mata dengan layarnya yang luar biasa tajam dengan 1 juta piksel dengan aspek rasio 3:2. Kalau anda suka kamera yang bisa merekam video HD, EOS 550D ini juga sudah mendukung resolusi 1080p dengan 30 fps (lebih baik dari EOS 500D yang hanya bisa 20 fps pada HD 1080p).
Kelebihan EOS 550D dibanding Nikon D3100 diantaranya :
- resolusi sensor lebih tinggi (18MP vs 14 MP)
- RAW 14 bit (Nikon memakai 12 bit)
- layar tajam dan resolusi tinggi
- muncul histogram saat live view
- burst sedikit lebih cepat (3.7 fps vs 3 fps)
- dukungan semua lensa Canon EF dan EF-S (bisa autofokus)
- tersedia aksesori resmi untuk battery grip
Nikon D3100
Hadir menyempurnakan D3000 yang dianggap kurang sukses, Nikon membuat kejutan dengan merubah sensor CCD 10 MP di D60/D3000 menjadi CMOS 14 MP pada D3100. Selain itu, Nikon juga menyediakan fitur live-view dan HD movie 1080p 24 fps yang bisa auto fokus saat merekam video. Namun sayangnya Nikon entah mengapa masih belum menyediakan fitur dasar berupa exposure bracketing di D3100. Selain itu D3100 juga tidak menyediakan motor AF sehingga lensa Nikon lama (non AF-S) tidak bisa auto fokus. Tapi apapun itu, D3100 dianggap sebagai DSLR pemula terbaik yang pernah dibuat oleh Nikon.
Kelebihan D3100 dibanding 550D diantaranya :
- titik AF yang lebih banyak (11 titik vs 9 titik)
- ada fitur 3D tracking AF
- kemampuan auto fokus saat merekam video
- ergonomi yang lebih baik
- GUIDE mode untuk membantu pemula
- ada tuas khusus untuk berganti mode cepat (continuous shooting, self timer dsb)
Bila anda masih merasa bingung dalam memilih, rasanya cukup wajar mengingat keduanya memang sudah sangat baik untuk ukuran pemula. Apalagi spesifikasi keduanya hampir sama, seperti :
- sama-sama bisa merekam HD video 1080p
- sama-sama memakai sensor CMOS ukuran APS-C
- kemampuan ISO yang sama (max ISO 6400 bahkan bisa ISO 12800)
- viewfinder yang sama (pentamirror, 95% coverage)
- kemampuan shutter yang sama (max. 1/4000 detik)
- flash sync yang sama (1/200 detik), daya sama (GN13)
- sama-sama punya fitur peningkat dynamic range
Sedikit saran dari saya, kita tidak perlu terjebak oleh angka dalam spesifikasi. Resolusi 18 MP misalnya, dalam kenyataan di lapangan tidak banyak memberi perbedaan signifikan bila dibanding sensor 14 MP. Demikian juga dengan burst 3,7 fps dibanding 3 fps misalnya. Untuk memilih dengan yakin, akan lebih baik bila anda memikirkan rencana sistem kamera ke depan (lensa, lampu kilat, aksesori lainnya) dan juga luangkan waktu mendownload sampel foto dari situs review luar negeri. Jadi semestinya anda tak perlu bimbang dalam memilih, lagipula apapun kameranya asal digunakan dengan tepat dan mengerti keterbatasannya, maka kita bisa menghasilkan foto dan video yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar