Kita tinjau dulu spesfikasi dasar dan fitur dari EOS 600D :
- sensor 18 MP APS-C CMOS
- prosesor DIGIC 4
- 9 titik AF
- 63 zone metering i-FCL
- burst 3,7 fps
- ISO 100-6400 (bisa ditingkatkan ke ISo 12800)
- layar LCD 3 inci yang bisa dilipat putar
- aspek rasio layar LCD 3:2 dengan 1 juta piksel
- video Full High Definition
- Scene Intelligent Auto (lebih cerdas dari sekedar auto mode)
- ‘Basic+’ dan ‘Creative Filters’
- Kendali wireless flash terintegrasi
- dijual dengan tiga opsi :
- tanpa lensa (8 juta)
- dengan lensa kit 18-55 mm IS mark II (9 juta)
- dengan lensa kit 18-135mm IS (11 juta)
Dari deretan fitur di atas, sepintas
sudah tampak tidak lagi jelas batasan antara kamera DSLR pemula dan DSLR
kelas serius, mengingat fitur 600D ini juga sudah menyamai kamera yang
kelasnya lebih tinggi seperti EOS 60D. Namun tentunya Canon tetap
memberi beberapa pembeda karena 600D memang bukan kamera kelas menengah,
yang tidak memakai pentaprisma pada viewfinder optik layaknya kamera
seperti EOS 60D atau EOS 7D. Sebaliknya, dia hanya memakai cermin biasa
dengan 95% cakupan dan 0,85x perbesaran. EOS 600D juga tidak memiliki
LCD kecil di bagian atas kamera menandakan masih masuk ke kelompok atau
segmentasi kamera entry-level.
Bila ditinjau khusus pada fitur
videonya, EOS 600D bahkan sudah bisa jadi alat rekam video yang tidak
main-main, sehingga bisa diandalkan para videografer dalam membuat klip
video berkualitas tinggi, apalagi bila dipadankan dengan lensa bukaan
besar. Beberapa keistimewaan EOS 600D dalam urusan merekam video
diantaranya :
- resolusi 1920 x 1080 dengan 24p, 25p, atau 30p dengan kendali manual
- ada fasilitas digital zoom 3x hingga 10x saat merekam video tanpa penurunan kualitas gambar (metoda crop)
- fitur kendali volume recording dan filter suara angin (wind filter)
- ada fitur Video Snapshot (semacam software edit video yang menggabungkan beberapa klip video pendek menjadi sebuah video dengan latar musik)
- ada HDMI port output
- ada port microphone eksternal
Salah satu kelebihan EOS 600D adalah kemampuannya untuk berkomunikasi secara wireless
dengan beberapa lampu kilat Canon untuk pemakaian di studio. Biasanya
fitur ini hanya ada di kamera yang kelasnya lebih tinggi. Dengan fitur
ini, pemakai EOS 600D bisa mentrigger secara TTL lampu kilat seperti
270EX II, 320EX, 430EX II maupun 580EX II. Sebagai info, 320EX adalah
lampu kilat dengan tambahan lampu LED untuk merekam video.
Satu-satunya yang mengkhawatirkan dalam
berita peluncuran EOS 600D ini adalah harga jualnya yang terlalu
berdekatan dengan kamera dengan kelas diatasnya, sebutlah misalnya EOS
50D (menjelang diskontinu), EOS 60D, Nikon D90 (menjelang diskontinu)
dan beberapa kamera mirrorless yang semakin matang dalam
teknologi (seperti Sony NEX, Lumix GH-2 dsb). Persaingan ketat memaksa
siapapun untuk meningkatkan fitur, namun bila harga jual jadi terus
merangkak naik, maka hal ini bisa jadi bumerang buat si produsen itu
sendiri. Apalagi segmen market EOS kelas Rebel adalah mereka yang punya
dana 6-7 jutaan, dan saat ini jelas dengan dana sebesar itu hanya cukup
untuk memiliki Rebel paling ekonomis dari Canon yaitu EOS 1100D yang juga diluncurkan bersamaan dengan EOS 600D ini.
Sumber : Kamera gue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar