Tahukah Anda, Bahwa Keju berasal dari tahun 2000 SM, ditemukan Arkeolgi Mesir di dalam Kuburan


Keju adalah produk turunan susu yang sangat gurih dan lezat, apalagi bila ditambahkan di atas pizza, spagetthi, ataupun ke dalam bakso. Namun sepertinya baru sedikit dari kita yang tahu seluk beluk dan fakta di balik si kuning muda ini.

Delizioso! Etimologi Kata cheese dalam Bahasa Inggris berasal dari kata latin “caseus” yang juga merupakan asal kata casein, artinya protein susu yang merupakan sumber keju. Dalam Bahasa Inggris kuno “caseus” juga disebut “ciese” atau “cese” yang menjadikan kata cheese pada Bahasa Inggris zaman pertengahan.

Caseus juga merupakan cikal baka kata keju untuk bahasa lain, contohnya kata “queso” dalam bahasa Spanyol, “kaas” pada bahasa Belanda, “kase” pada bahasa Jerman dan “queijo” dalam bahasa Portugis. Dari bahasa Portugis inilah kita akhirnya mengenal kata keju dilihat dari cara pengucapannya yang tidak jauh berbeda.

Awal Sejarah

Keju ditemukan di Timur Tengah

Menurut para peneliti, konsumsi keju diprediksi paling cepat 8000 SM, ketika domba pertama kali di kembang biakkan sampai paling lambat 3000 SM. Keju dipercaya sudah ditemukan di Timur Tengah atau oleh suku Turki nomaden di Asia Tengah dimana bahan makanan biasa disimpan di wadah yang terbuat dari kulit hewan saat dibawa dalam perjalanan.

Ketika disimpan dalam wadah kulit terjadi pemisahan dadih dengan protein karena diakibatkan enzim bernama rennet serta bakteri yang ada di dalam kulit tersebut sehingga dapat menghasilkan gumpalan- gumpalan susu yang membentuk keju.

Bukti Historis

Pembuatan Keju Mesir Kuno

Mesir membuktikan kepada kita bahwa terdapat bukti arkeologi tentang pembuatan keju, ditemukan dalam kuburan yang diketahui berasal 2000 SM. Keju yang dihasilkan pada saat itu memiliki rasa yang sangat asam dan asin (banyak garam ditambahkan untuk menjaga kualitas keju dalam suhu panas dan iklim kering.

Keju di daerah Eropa tidak membutuhkan banyak garam karena kondisi iklimnya sudah dingin, selain itu mereka juga menggunakan mikroba dan lumut khusus untuk keju yang berguna untuk memberikan bentuk dan rasa yang unik.

Karya Seni

Dapur Khusus Pembuatan Keju

Bangsa Yunani dan Roma Kuno adalah bangsa yang pertama kali mengubah pembuatan keju menjadi sesuatu yang bernilai seni tinggi. Rumah orang Roma yang sebagian berukuran besar memiliki dapur khusus untuk pembuatan keju, biasanya disebut dengan “caraele”. Setelah mengembangkan teknik baru dalam pengasapan dan menambah rasa pada keju, orang Roma menyebarkan teknik perkejuan ini bersamaan dengan ekspansi kekaisaran mereka.

Macam-macam keju

Setelah kejatuhan kekaisaran Roma, biarawan penuh inovasilah yang berjasa mengembangkan macam-macam keju klasik yang dapat kita temui sekarang. Berdasarkan British Cheese Board, Inggris memprediksi paling tidak terdapat 700 jenis keju lokal sedangkan Perancis dan Italia masing-masing memiliki 400 jenis keju. Rasa, warna, dan tekstur keju bervariasi berasal dari banyak faktor yakni tipe susu yang dipakai, tipe bakteri dan asam yang digunakan untuk memeisahkan susu, jangka lama penyimpanan keju dan penambahan rasa.

Susu lain untuk keju

Moose Sejenis Rusa Besar

Walaupun kebanyakan keju diproduksi dari susu sapi, domba, atau kambing, namun juga dapat dibuat dari hewan apapun yang menghasilkan susu. Sebuah perternakan di Bjurhom, Swedia membuat keju dari moose (sejenis rusa besar). Periode menyusui moose cenderung pendek dimulai dari bulan Juni sampai Agustus.

Peternakan yang dimiliki oleh Christer dan Ulla Johson ini memelihara tiga moose yang menghasilkan hanya 300 kilogram keju per tahun. Keju dari moose ini dijual sampai $1000 atau setara kurang lebih Rp.8.800.000 per kilogramnya. Wilayah di Rusia juga berusaha memproduksi susu moose namun tidak begitu sukses karena kandungan proteinnya yang terlalu tinggi.

Penghasil keju terbesar

Amerika Penghasil Keju Terbesar

Amerika Serikat adalah penghasil keju terbesar di dunia pada Negara bagian Wisconsin dan Kalifornia sebagai ujung tombak produksi, sedangkan Yunani dan Perancis merupakan Negara dimana konsumsi keju terbesar per kapita rata-rata 27,3 – 24 kilogram per orang di tahun 2003. Pada tahun yang sama, rata-rata penduduk Amerika mengkonsumsi sekitar 14,1 kg per kapta.

Keju yang berbau

Keju Limburger

Keju Limburger merupakan keju yang terkenal dengan baunya yang sangat kuat dan tidak enak. Bakteri yang dikenal sebagai Brevibacterium menyebabkan mengapa hal ini dapat terjadi. Bakteri ini juga ditemukan pada kulit manusia dan berkontribusi atas timbulnya bau badan. Perusahaan Keju Charles yang berlokasi di Monroe, Wisconsin hanya satu produsen keju Limburger di Amerika Utara.



Sumber : Spotmenarik.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar